projet-entourage

Manfaat Yang Dipetik Ketika Mengunjungi Perpusnas RI

Manfaat Yang Dipetik Ketika Mengunjungi Perpusnas RI – Buku adalah jendela dunia. Melalui membaca, berbagai ilmu pengetahuan diperoleh, sekaligus memperkaya wawasan. Untuk mendapatkan akses membaca buku, Anda dapat berkunjung ke perpustakaan.

Anda dapat berkunjung ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Di sana koleksi bukunya lengkap. Tercatat, ada 2 juta lebih buku dan dokumen lawas, seperti naskah kuno, surat kabar, dan buku langka. Dengan buku sebanyak itu, dapat Anda bayangkan akan banyak ilmu pengetahuan yang diperoleh. poker99

Manfaat Yang Dipetik Ketika Mengunjungi Perpusnas RI

Sekretaris Utama (Sestama) Perpusnas Dedi Junaedi mengatakan, Perpusnas ingin memberikan manfaat kepada masyarakat. Salah satunya dengan sarana layanan koleksi. Sebab menurutnya, dengan koleksi buku yang banyak dan beragam, Perpusnas maupun perpustakaan pada umumnya dapat melayani dengan baik kebutuhan masyarakat akan buku.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?Happy Inspire Confuse Sad

Dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses koleksi buku, pada era digital ini Perpusnas memberikan berbagai sarana, yaitu e-Resources sebanyak 20 ribu, dan e-Journal berjumlah 170 ribu. Perpusnas pun terus berupaya menambahkan koleksinya untuk digitalisasi.

“Insya Allah itu akan dirasakan manfaatnya dan tentu koleksi itu harus kita upayakan. Agar apa yang dibutuhkan masyarakat itu tersedia,” kata Dedi kepada Metrotvnews.com di Gedung Utama Perpusnas, Jalan Salemba Raya Nomor 28, Jakarta Pusat.

Pada umumnya, masyarakat yang datang ke Perpusnas usia siswa kelas 3 SMA ke atas. Tak hanya itu saja, bahkan banyak peneliti yang datang ke Perpusnas untuk riset buku-buku dan surat kabar lawas yang masih menggunakan bahasa Belanda. https://www.americannamedaycalendar.com/

“Di Perpusnas ini juga sering menerima kunjungan. Seperti yang baru-baru ini berlangsung saat Jambore Nasional di Cibubur, Perpusnas menerima kunjungan 200 orang dari pelajar/Pramuka. Kita berikan informasi berupa film-film yang kita bikin tentang perpustakaan. Namun, sekarang ini banyaknya yang datang adalah rombongan mahasiswa dan mereka datang menggunakan bis, ada juga tamu dari daerah dan masih banyak lagi,” ucap Dedi.

Dalam memberikan pelayanan, Perpusnas menerapkan sistem closed access (akses tertutup). Sistem ini merupakan pelayanan berbentuk tertutup. Bila lazimnya saat ke perpustakaan, pengunjung memilih dan mengambil buku sendiri, bahkan bisa dibawa pulang, tidak demikian halnya dengan Perpusnas. Dengan sistem closed access, pengunjung di Perpusnas yang ingin membaca buku dapat mencarinya terlebih dahulu di katalog. Kemudian setelah mendapat kode buku yang tercantum di dalam katalog, diserahkan kepada petugas perpustakaan.

Manfaat Yang Dipetik Ketika Mengunjungi Perpusnas RI

Nantinya si pustakawan yang akan mencarikan buku yang ingin dibaca pengunjung. Sistem seperti ini hanya ditemukan di Perpusnas dan perpusnas di banyak negara saja. Sistem ini diterapkan untuk menjaga koleksi, mengingat banyak sekali buku langka dan lama agar tetap terjaga dengan baik.

“Kita ingin masyarakat mendapatkan open access (akses terbuka). Saat ini, di Jalan Merdeka Selatan sedang dibangun gedung setinggi 24 lantai, untuk menghadirkan Perpusnas yang bisa dijangkau semua kalangan, baik dari pelajar (TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa) maupun masyarakat umum. Bahkan kami telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara untuk menyediakan buku-buku khusus Kazakhstan, Korea, dan Singapura. Kita sedang penjajakan. Kalau tempatnya memungkinkan, kenapa tidak,” ujarnya.

Perpusnas juga terus berupaya untuk memberikan pelayanan melalui mobil perpustakaan dan elektronik keliling (Pusteling). Biasanya layanan ini berkeliling ke beberapa sekolah SD dan SMP yang belum memiliki fasilitas laptop, gadget, dan internet.

“Kita datang untuk mengedukasi mereka yang mungkin tidak terfasilitasi atau tidak punya sarana internet, kita hadir ke sana dan itu banyak sekali permintaan-permintaan. Di sana para siswa bisa dengan mudah mengakses internet dan koleksi i-Pusnas kita,” tuturnya.

Sementara, untuk mobil perpustakaan, Perpusnas sering memberikan bantuan stimulan pada perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota. “Kita hibahkan untuk daerah tiap tahun itu ada, tentu kepada perpustakaan yang belum memiliki mobil keliling,” kata pria berkacamata ini.

Lebih dari itu, dalam upaya peningkatan pelayanan, Indonesia mendapat bantuan CSR dari Bill and Melinda Gates Foundation. Karena tidak boleh diberikan kepada pemerintah, maka bantuan itu dipercayakan kepada Coca Cola Foundation dalam bentuk program PespuSeru yang dikomunikasikan dengan Perpusnas.

Bantuannya pun beragam, mulai dari hardware berupa laptop dan juga memberikan bantuan kepada perpustakaan kabupaten/ kota kurang lebih 3 tahun berturut-turut. Diadakan pula pengenalan laptop dan pertemuan rutin PerpuSeru yang kini sudah ada di 100 titik di Indonesia, ke depannya akan bertambah menjadi 500 titik di Indonesia.

“Tentu saja ini ada pendampingan dan melibatkan tokoh masyarakat, terutama stakeholder-nya, yakni bupati. Kami berkomitmen memberikan bantuan, bupatinya pun harus berkomitmen untuk menggunakan bantuan CSR ini bagi perpustakaan dan kebutuhan masyarakat,” lanjut Dedi.

PerpuSeru memberikan dampak yang signifikan, salah satunya dengan mengadakan kegiatan semacam workshop. Dalam workshop tersebut biasanya mengadakan bedah buku, misalnya saja tentang manfaat jeruk nipis.

Tidak sekadar workshop saja, namun para peserta langsung mempraktekkan pemanfaatan jeruk nipis tersebut. Misalnya, dengan membuat sirup dan cara memanfaatkan kulit jeruk nipis menjadi tisue.

“Nah, agar bisa memasarkan produknya ini, tentu dibutuhkan peran dan komitmen Bupatinya. Seperti misalnya pada saat pertemuan di pemda, sekarang di Cirebon itu minumnya (kalau pertemuan di pemda) yang terkenal dengan istilah Jennifer, itu jeruk nipis segar. Tisue-nya pun dari kulit jeruk nipis,” papar Dedi sembari tertawa.

Tak hanya itu saja, di Yogya pun demikian. Di sana terdapat home industri batik, dan setelah para karyawannya mengikuti pelatihan komputer dan internet, mereka pun mulai memasarkan produknya melalui internet di perpustakaan.

“Banyak manfaat yang dirasakan PerpuSeru yang juga merupakan rekomendasi Perpusnas dan ada komitmen dari pemerintah setempat. Sudah banyak sekali, misalnya di Balongan, Kalimantan itu kemarin kita adakan testimoni hasil kerja sama Perpusnas termasuk ibu-ibu yang gemar membaca buku membuat kue dan mengembangkan bisnis kue,” ujar Dedi.

Harapan Perpusnas sebagai penyelenggara sarana perpustakaan ialah apa pun yang disiapkan dan diselenggarakannya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Dedi sadar, masyarakat sangat menunggu peran perpustakaan untuk memajukan kehidupan bangsa terutama di daerah terpencil melalui buku-buku.

Dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat, Perpusnas mengangkat Duta Baca dalam tiga periode, yaitu Tantowi Yahya (2006-2010), Andi F Noya (2011-2015), dan Najwa Shihab (2016-2021).

Kepala Perpusnas yang baru, Muh Syarif Bando, berkomitmen bahwa dengan adanya Duta Baca ini diharapkan ke depannya dapat memberikan motivasi pendongkrak tumbuhnya minat baca masyarakat.

Kehadiran Duta Baca ini pun direspons masyarakat dengan baik. Terbukti banyaknya yang hadir saat kegiatan yang menghadirkan Duta Baca. Contoh, saat Najwa Shihab datang ke daerah, dihadiri 500 hingga 1.000 orang.

Diharapkan, keberadaan Duta Baca ini dapat memicu tumbuhnya Duta Baca di daerah seperti Bunda Baca dan Duta Baca dari kalangan pelajar/mahasiswa. Juga Duta Baca di provinsi/kab/kota sebagai pengerak minat baca daerah.